2. Keraton Carbon Girang
Tentang Cirebon Girang pada periode berikunya disebut-sebut
memiliki kaitan dengan keturunan dari Prabu Guru Pangadiparamarta Jayadewabrata
atau Sang Bunisora yang bertahta di Kerajaan Sunda-Galuh (1357 – 1371). Sang
Bunisora ketika itu bertindak sebagai pengganti raja setelah kakaknya (Prabu
Wangi) gugur di Palagan Bubat. Sang Bunisora dikenal pula sebagai Pandita Ratu
yang memiliki sebutan tinggi keagamaan di jamannya, ia pun sangat toleran
terhadap pemeluk agama lainnya, bahkan salah satu putranya, yakni Sang
Bratalagawa, putera kedua Sang Bunisora yang usianya dua tahun lebih muda dari
sang Mahaprabu Niskala Wastu Kancana, disebut sebut sebagai Haji Galuh Pertama
dan dikenal dengan sebutan Haji Purwa Galuh.
Sang Bunisora dari permaisuri di antaranya ialah Giridewata
atau Ki Gedeng Kasmaya, yang menjadi penguasa Kerajaan Cirebon Girang.
Perubahan dari Wanagiri menjadi Carbon Girang setelah Ki Gedeng Kasmaya
memiliki anak pertama bernama Ki Gedeng Carbon Girang hasil perkawinannya
dengan Ratna Kirana Puteri Prabu Gangga Permana. Berakhirnya Keraton Carbon Girang
diperkirakan tahun 1445.
Pasca Pangeran Walangsungsang diangkat menjadi Kuwu Carbon
II dengan gelar Pangeran Cakrabuwana menggantikan Ki Danusela, maka pada tahun
1447, wilayah Carbon Girang disatukan di bawah kekuasaan Kuwu Carbon II. Untuk
kemudian pada tahun 1454 ia diangkat oleh Raja Pajajaran (Prabu Silihwangi)
untuk menjadi Tumenggung di wilayah tersebut dengan gelar Sri Mangana.
0 komentar:
Posting Komentar